SEKITAR KITA
LMDH Khawatirkan Bencana dan Sumber Mata Air Paska Penebangan
Penebangan kayu di kawasan Alas Burno Lumajang
Memontum Lumajang – Penebangan pohon Damaran di kawasan Alas Hutan Burno Kecamatan Senduro Lumajang, berlanjut. Hal ini, merisaukan LMDH Wono Lestari dan warga, akan terjadinya bencana paska penebangan.
Ketua LMDH Wono Lestari, Edi Santoso, mengatakan bahwa terkait masalah penebangan kayu oleh Perhutani, pihaknya kurang setuju.
“Secara pribadi dan masukan tokoh-tokoh dusun, mereka minta agar penebangan jangan dilakukan. Faktor pertimbangannya, karena ada sumber mata air yakni ada Sumber Bruto. Inilah, yang kemudian menjadi dasar kami melakukan koordinasi dengan Perhutani. Namun, hasilnya diminta untuk membuat surat ke Adm, yang dasar suratnya adalah hasil musyawarah di kantor Asper waktu itu,” kata Edi.
Ditambahkannya, mantri hutan waktu itu juga ikut tanda tangan di dalam surat tersebut. Hanya saja, muncul lagi keinginan tebang, karena alasan sudah masuk di RTT (Rencana Teknik Tahunan) Perum Perhutani.
“Kami menulis surat lagi ke Adm, dilanjutkan ke yang lebih atas yang bidangnya kehutanan. Ternyata, akhirnya tetap ditebang juga. Menurut mereka, karena sesuai prosedur Perhutani adalah RTT,” imbuhnya.
Masih menurut Edi, langkah pengiriman surat dari pihaknya ke Perhutani, merupakan bukti jika pihaknya kurang setuju penebangan pohon Damaran di Hutan Burno kawasan wisata Siti Sundari. “Saya itu nolak penebangan, karena khawatir kedepannya. Seperti bencana dan sumber air” ujarnya.
Seperti pengalaman dari penebangan hutan di petak 14 R, tambah Edi, yang berdekatan dengan jalan raya menuju Ranupani pada tahun 2012. Lalu diteruskan penebangan di petak 16 K, waktu itu pohon mahoni sudak berukuran besar, berdampak pada pengurangan sumber mata air.
“Yang terjadi sekarang, ini belum jadi tanaman, tapi sudah melakukan penebangan. Di situ, ada istilahnya tanaman muda, Bonita. Tanaman itu, masih belum cukup untuk menyimpan air, karena usia tanaman itu berumur 5 tahun. Sumber mata air dari sebelumnya 16 liter perdetik, turun menjadi 9 liter perdetik. Karena ada penebangan tadi,” terangnya.
Tokoh masyarakat Desa Burno, Mbah Prayit, mengaku juga sangat menyayangkan adanya penebangan. Namun, dirinya pasrah dengan apa yang dilakukan Perhutani.
“Kalau masalah itu, ya tetep (tetap) rakyat itu ada kekhawatiran. Cuma karena rakyat ini adalah rakyat kecil,” ungkapnya Minggu (15/11) tadi. (adi/sit)
- Lumajang1 minggu
Sound Horeg bersama Denny Caknan Bakal Meriahkan Kampanye Akbar Paslon Bunda Indah – Mas Yudha
- Lumajang4 minggu
Ini Alasan Kenapa Kalangan Milenial Harus Pilih Bunda Indah dan Mas Yudha di Pilkada Lumajang
- Lumajang3 minggu
Diduga Lakukan Pelanggaran, Cabup Petahana-Thoriqul Haq Dilaporkan ke Bawaslu Lumajang
- Lumajang4 minggu
Pj Bupati Lumajang Ajak Calon Guru Penggerak Berinovasi sebagai Pelopor Pembelajaran
- Lumajang4 minggu
Datangi Peserta SKD Bagi CPNS, Pj Bupati Lumajang Beri Motivasi dan Semangat
- Lumajang3 minggu
Beralaskan Tikar, Bunda Indah Gelar Ngopi Bareng bersama Relawan
- Lumajang4 minggu
Tinjau Longsor di Jalan Desa Pundungsari, Pj Bupati Lumajang Minta Perbaikan Disegerakan
- Lumajang4 minggu
Pemkab Lumajang Minta Masyarakat Teliti dalam Penerimaan dan Penyebarluasan Informasi Pilkada