KREATIF MASYARAKAT

Perjuangan Pembuat Gula Nira Kelapa Lumajang di Tengah Pandemi dan Terjangan Rafinasi

Diterbitkan

-

Perjuangan Pembuat Gula Nira Kelapa Lumajang di Tengah Pandemi dan Terjangan Rafinasi

Memontum Lumajang – Romim (50) warga Dusun Kaliwelang, Desa Gondoruso, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, berusaha tegar dan terus berjuang di tengah pandemi Covid-19.

Dengan telaten dan penuh kesabaran, bersama keluarganya, terus sesempurna mungkin mengolah nira kelapa menjadi gula merah.

Bersaing dengan banyaknya gula merah kw alias gula merah hasil olahan gula rafinasi, pria sederhana yang merupakan mantan kepala Desa Gondoruso itu, terus menekuni usaha yang dirintisnya.

Baca: Krecek Rebung Khas Pasrujambe Lumajang, Rebung Berasa Seperti Daging

Advertisement

Awalnya, pria yang berusia setengah abad ini, hanya memproduksi gula merah yang dibuat gula semut. Lambat laun, seiring berjalannya waktu, Romim terus berinofasi membuat produk baru yaitu gula cair, gula koin dan yang terbaru minuman dari olahan nira.

Kepada memontum.com, Romim bercerita, dirinya membuat gula dari nira kelapa karena menurutnya gula yang bersumber dari nira pohon kelapa, sehat dan kaya manfaat.

“Gula dari nira pohon kelapa sehat dan banyak manfaatnya. Saya yakin pembeli yang cerdas tidak hanya menghendaki gula yang manis saja. Tetapi juga menyehatkan,” ungkapnya.

Disisi lain, kata Romin, dengan membuat gula dengan bahan dasar nira, petani nira kelapa (Penderes) di daerahnya juga tetap bisa bertahan.

Advertisement

“Selain itu, dengan menggunakan bahan alami nira kelapa para penderes kelapa disini juga bisa terus hidup,” ujarnya.

Gula merah menjadi sumber penghidupan bagi sebagian warga di Dusun Kaliwelang, Desa Gondoruso Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang.

Romim membeli nira dari penderes di desanya, lalu nira pohon kelapa dipanaskan dengan wadah atau dimasak secara tradisional menggunakan kayu bakar dan airnya dibiarkan menguap.

Saat mengering, kemudian jadilah gula merah, dengan kristalisasi yang manis seperti gula putih biasa. Ada yang dicetak dengan cetakan kayu berbentuk bulatan kecil (Gula Koin) dan ada yang dicetak agak besar lalu dihaluskan setelah dijemur (Gula Semut).

Advertisement

“Untuk gula koin kita gunakan cetakan dari kayu. Kalau untuk gula semut prosesnya masih kita lakukan penjemuran beberapa hari lalu kita giling, sebelum kemudian dikemas,” terangnya.

Lebih lanjut, kata dia, untuk pemasaran produk miliknya dipasarkan secara langsung dirumahnya juga secara online.

Bahkan, sekarang ini sudah ada langganan dari Lumajang dan luar Kabupaten Lumajang yang diantar langsung ketempat.

Baca Juga: Korban Dugaan Kekerasan Terhadap Anak yang Surati Kapolri Jalani Pemeriksaan, Korban Diminta Peragakan Kasusnya Saat di Room Karaoke

Advertisement

“Alhamdulillah, pelangan lumayan lah, ada yang kita kirim seminggu sekali ada yang sebulan sekali, mohon doanya lah semoga lancar,” paparnya.

Pembuatan gula dari nira kelapa, dilatar-belakangi oleh potensi alam Kaliwelang yang melimpah akan kelapa dan banyak masyarakat yang bermata pencaharian sebagai penderes atau penyadap nira kelapa.

“Gula merah yang alami juga diyakini lebih sehat dan memiliki manfaat bagi kesehatan tubuh seperti mencegah anemia, memperlancar peredaran darah, mencegah diabetes dan menjaga keseimbangan kadar kolesterol.Bagi yang berminat bisa langsung kontak no hp +62 857-8464-6930,” paparnya. (adi/sit)

Advertisement
Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Trending

Lewat ke baris perkakas