Lumajang

Sikapi Anggaran Rp 1,2 Milyar, DLH sebut Keperluan Operasional Truk hingga Alat Berat

Diterbitkan

-

Memontum Lumajang – Pengajuan anggaran belanja untuk bahan bakar dan pelumas sebesar Rp 1,2 milyar di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Lumajang, terus menuai respon. Kali ini, giliran Kepala DLH Lumajang, Yulli Haris, yang mengurai mengenai kebutuhan anggaran tersebut.

Menurut Yulli, anggaran tersebut untuk operasional persampahan selama satu tahun, yang kebutuhannya memang untuk BBM (bahan bakar minyak) dan pelumas. Dari total kebutuhan itu, diantaranya untuk operasional kendaraan truk.

Baca Juga:

    “Itu untuk BBM dan pelumas atau oli bagi 15 truk angkutan sampah, 10 unit motor roda tiga, 3 unit alat berat dan mesin pencacah kompos yang ada di TPA. Truk kita (dinas, red) yang sebanyak 15 unit, itu untuk melayani pengangkutan sampah se-Kabupaten Lumajang, yang dibuang ke TPA Lempeni, Kecamatan Tempeh. Rata-rata perhari, sampai 50 rit,” kata Kepala DLH melalui pesan WhatsApp, Rabu (28/07) tadi.

    Untuk mekanisme pembelian BBM dan pelumas, tambahnya, memang tidak melalui lelang. Dan itu, sudah sesuai dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah (LKPP).

    Advertisement

    “Mekanisme pembeliannya memang langsung ke SPBU atau tidak pakai lelang. Karena harga BBM, sudah ditetapkan oleh pemerintah pusat. Jadi, sudah masuk yang dikecualikan. Itu sudah sesuai aturan LKPP nomor 5 tahun 2021. Mekanisme penganggaran juga sudah sesuai ketentuan. Sementara pembayaran ke SPBU, pun sesuai tagihan pemakaian. Kalau ada sisa, ya kembali ke kas daerah,” ujarnya.

    Masih menurut Yulli, besar anggaran pengajuan tersebut masih dinilai kurang. Dengan alasan, rute pengambilan sampah, terkadang juga di luar rute yang semestinya.

    “Ini saja kurang, karena banyak pengambilan sampah di luar rute yang semestinya. Contohnya, seperti saat gempa kemarin. Beberapa kali, truk kami (DLH, red) ke lokasi gempa. Lalu, juga ketika banjir atau bencana lainnya. Belum lagi, ketika ada permintaan dari masyarakat untuk kerja bakti. Itu di luar rute yang direncanakan,” ujarnya.

    Sementara pada masa pandemi, tambahnya, sampah pun juga tidak mengalami penurunan volume. “Kondisi pandemi juga, bukan malah berkurang sampahnya, tapi semakin banyak. Jadi, otomatis ritase truk makin banyak juga.

    Advertisement

    Intinya, pelaksanaannya sesuai aturan dan mekanisme yang ada,” paparnya.

    Sebagaimana diberitakan, terkait kebutuhan anggaran bahan bakar dan pelumas, sempat menuai tanya beberapa pihak. Intinya, agar meminta klarifikasi kebutuhan anggaran tersebut. Karenanya, beberapa anggota dewan pun sulit memastikan rasional atau tidak, mengenai pengajuan itu. (adi/sit)

    Advertisement
    Click to comment

    Tinggalkan Balasan

    Trending

    Lewat ke baris perkakas