Lumajang

Pemasangan Pipa Jaringan Gas Lumajang Memantik Kekhawatiran Warga

Diterbitkan

-

Pemasangan Pipa Jaringan Gas Lumajang Memantik Kekhawatiran Warga

Memontum Lumajang – Pemasangan jaringan gas (Jargas) di Kecamatan Klakah, Kabupaten Lumajang, menjadi buah bibir di masyarakat. Itu karena, proses pemasangan jaringan atau saluran galian, menghiasi bahu jalan di sekitar pemukiman warga.

Meski beberapa masyarakat mengerti akan maksud dan tujuan pemasangan Jargas, namun tidak sedikit masyarakat yang mengaku tidak paham. Bahkan, tidak jarang muncul kekhawatiran dari pemasangan saluran pipa yang nantinya akan dipendam itu, ketika nantinya terjadi kebocoran. Bagaimana cara mengatasi dan melaporkan kejadian, kepada siapa.

“Jujur, inikan isinya nanti gas. Apakah ketika bocor, ini bisa meledak atau terjadi kebakaran, kami juga tidak paham. Lalu, bagaimana dengan LPG yang kita biasa pakai,” kata seorang warga Klakah, Mistari, saat ditemui Memontum.com Rabu (31/08/2022) tadi.

Selain tanda tanya soal laporan dan penanganan, Mistari juga mempertanyakan, untuk mekanisme pemasangan berkaitan dengan tarif. Termasuk, keamanan dalam kaitannya dengan kedalaman galian dan sumber gas yang sempat menjadi rumor, jika nantinya akan diambilkan dari Gunung Lemongan yang ada di Kecamatan Klakah.

Advertisement

“Apakah ini sudah disosialisasikan,” ujarnya.

Construction Area Superintendent Jargas Kabupaten Lumajang, Indra, saat dikonfirmasi terpisah mengatakan jika jaringan yang dipasang, dipastikan aman dan sesuai dengan standar prosedur yang ada. Dirinya juga mengurai, bahwa tekanan gas yang lewat di pipa jaringan saluran, sangat berbeda jauh dengan tekanan LPG yang biasa dipakai warga.

“Kita membandingkan, bahwa ini lebih aman ketimbang LPG yang 3 kiloan itu. Gas ini, tekanan sangat rendah. Bahkan, beberapa kita sudah pasang pengaman dari sumber gas sampai ke meteran dan di induk juga sudah kami pasang pengaman,” jelasnya.

Proyek ini, tambah Indra, adalah proyek strategis nasional. Sumber gasnya, diambil dari pemasok yakni PGN. Untuk pemasangannya sendiri, tidak dipungut biaya dan bahkan akan diberi kompor secara gratis. Program untuk proyek strategis nasional Jargas, semua dilakukan di tahun 2022 dan tidak dikenakan biaya sepersenpun,” paparnya.

Advertisement

Baca juga:

Karenanya, dari awal pihaknya mengaku sudah melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah yang melibatkan dinas-dinas terkait. “Termasuk, agenda kita memang sosialisasikan dengan aparat desa, mulai kepala desa dan perangkat, kita undang. Di awal itu, kita sudah melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah dengan difasilitasi oleh kepala bagian perekonomian. Kemudian, Pak Sekda dan Pak Bupati hingga pada tingkatan semua aparat, perangkat desa, camat dan dinas terkait, seperti PU, Dishub serta Dinas Lingkungan Hidup, terkait pemasangan Jargas yang ada di Kecamatan Klakah dan Ranuyoso,” urainya.

Bahkan, ujarnya, dalam pelaksanaan pun juga diinformasikan juga ke teman-teman kontraktor pelaksana. Karena, merekakan sudah dikasih wewenang sama PPK (pejabat pembuat komitmen) terkait masalah penyerahan lapangan untuk segera dikerjakan.

Menyinggung informasi yang diterima warga, bahwa sumber gas akan diambilkan dari Gunung Lemongan, Indra mengatakan, jika informasi itu tidak benar. Sebaliknya, saluran pipa yang nanti sampai ke rumah-rumah warga, nantinya akan terhubung ke Kabupaten Probolinggo, tepatnya di wilayah Kecamatan Leces. Kemudian, sumber gas adalah milik PGN yang diambil dari Selat Madura.

“Mengenai kedalaman galian, secara umum di jalan nasional sedalam 150 cm, kemudian di jalan kabupaten sedalam 110 cm dan di jalan desa sedalam 80 cm,” paparnya.

Advertisement

Dirinya juga mengatakan, saat melakukan pemasangan di Kecamatan Ranuyoso, warga juga mengaku sempat takut. Akan tetapi, pasca dilakukan penyampaian informasi mengenai jaringan telah terpasang sesuai dengan tahapan, warga pun paham. “Jadi, ini sudah melakukan pemberitahuan ke desa. Kalau tidak salah, itu di tahun 2022 ini. Bahkan, ada sembilan desa yang sudah diberitahukan lewat surat, mana tahu ada yang perlu di sosialisasikan. Terutama, di sektor satu Ranuyoso itu banyak ibu-ibu yang memang pada awalnya takut. Takut meledaklah dan kita jelaskan bahwa ini aman,” ujar Indra.

Sementara itu, seorang Konsultan Pengawas, Faris, yang mengaku dari PT Yodia Karya, sebelumnya manyampaikan bahwa untuk tingkat kedalaman pemasangan minimal 150 cm. Namun, ketika ditanya mengenai ketebalan atau jarak pemasangan pipa dengan sisi samping drainase jalan, dirinya terkesan bungkam. Sebaliknya, hanya mengatakan jika tahapan yang sedang berjalan, sudah sesuai dengan SOP. Seraya, mengarahkan Memontum.com untuk menanyakan langsung ke pihak pelaksana.

“Setiap jalan, itu ada perbedaan terkait kedalaman. Tetapi di kami, itu kami juga selaku pengawas meninjau ke lapangan. Jadi, pasti kami ukur sejauh ini minimal 150 cm,” terangnya.

Lebih lanjut saat Faris ditanya ulang terkait jarak pipa saluran gas ke drainase dan dikhawatirkan nantinya ketika ada perbaikan drainase mengenai pipa gas, dirinya mengatakan jika itu sudah sesuai standar prosedur. “Kitakan ada standar prosedur setiap proyek. Itu (pertanyaan, red) mungkin lebih baiknya bapak bertanya langsung ke orang teknisnya. Kalau kami, kan hanya pelaksana di lapangan. Kita tidak sampai ke teknisnya,” ujarnya.

Advertisement

Meski secara kedalaman sempat disampaikan, sayangnya dalam pantauan Memontum.com, untuk jarak antara pipa yang ditanam dengan keberadaan drainase, ada yang ukurannya kurang lebih hanya 20 cm. (adi/sit)

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Trending

Lewat ke baris perkakas