KREATIF MASYARAKAT

Melihat Kampung Sentra Kripik Pisang Lumajang

Diterbitkan

-

Produk olahan kripik pisang warga Kampung Templek, Kabupaten Lumajang.
Produk olahan kripik pisang warga Kampung Templek, Kabupaten Lumajang.

Kampung Templek Klakah hadirkan olahan berbahan pisang

Memontum Lumajang – Lumajang dikenal luas sebagai Kota Pisang. Karenanya, tidak heran jika kabupaten yang berada di kaki Gunung Semeru ini banyak menghasilkan produk olahan dari bahan buah pisang.

Seperti yang dilakukan Aminah, pembuat kripik pisang Warga Dusun Kampung Templek Rt 002 Rw 004 Desa Mlawang Kecamatan Klakah, Kabupaten Lumajang.

Kampung Templek sendiri, merupakan kampung yang sudah dikenal sebagai kampung kripik pisang. Itu karena, dikampung tersebut bukan hanya Aminah yang menekuni usaha ini.

Namun, juga banyak pemproduksi usaha serupa. Seperti produksi kripik pisang milik Buya, Erma, Jamal, Cenet dan sejumlah nama lain.

Advertisement

Kepada Memontum.com, Aminah menceritakan bahwa usaha yang ditekuninya ini sudah berjalan sejak lama. Selain kripik pisang, dia juga membuat krupuk, kripik talas dan juga rambak. Namun, sekarang ini dirinya cuma membuat kripik pisang dan talas.

“Waktu bapaknya (suami, red) masih ada, saya juga membuat rambak dan krupuk. Namun, sekarang cuma membuat kripik pisang dan kripik talas,” ungkap Aminah, Minggu (6/12) tadi siang.

Meski usaha kripiknya masih berskala kecil, namun untuk pemasarannya lumayan bagus. Kripik pisang buatan Aminah, untuk pemasarannya sudah sampai ke Surabaya dan Madura.

Kripik pisang miliknya, diberi label ‘Aula Shifa’. Untuk kesehariannya sendiri, Aminah menjadi pemasok kripik pisang yang dipasarkan di Kota Lumajang.

Advertisement

“Untuk sehari-harinya, saya melayani para pedagang asongan Lumajang. Seperti, untuk pemenuhan penjualan penjual atau asongan di Terminal Minak Koncar,” ujarnya.

Masih menurut Aminah, untuk proses pembuatan kripik pisang, terbilang lah mudah. Di mulai dengan pengupasan buah pisang lalu dicuci dengan air mengalir sampai bersih, lalu dilanjutkan pengirisan hingga proses penggorengan.

“Kami sangat berhati – hati, dalam setiap membuatnya. Kami menjaga mutu dan kripik buatan kami, tidak pakai zat pewarna dan pengawet,” terangnya.

Bahkan, Aminah juga memberi nasehat, jika kita jangan mudah menyerah dalam berusaha. Tuhan tidak pernah terlambat menolong umatNya.

Advertisement

“Kita harus sabar dan terus berusaha, jangan pernah berputus asa,” ucapnya. (adi/sit)

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Trending

Lewat ke baris perkakas