Lumajang

Pj Gubernur Jatim Sebut Potensi Hutan Sosial di Lumajang Jadi Daya Dukung Ekonomi Masyarakat

Diterbitkan

-

TINJAU: Pj Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono. (pemkab for memontum)

Memontum Lumajang – Pj Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono, menjelaskan bahwa pemanfaatan hutan sosial yang dikembangkan Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS), dapat berkontribusi dalam penurunan angka kemiskinan ekstrem di Jatim. Hal itu disampaikan Pj Gubernur Adhy, saat mendampingi Menteri Kehutanan RI (Menhut), Raja Juli Antoni, meninjau potensi perhutanan sosial yang ada Desa Burno, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Rabu (30/10/2024) tadi.

“Potensi hutan sosial di Lumajang dengan KUPS pisang, sapi dan susu, menjadikan hutan tidak hanya untuk kelestarian lingkungan. Namun, tetapi juga untuk daya dukung ekonomi masyarakat,” kata Pj Gubernur Adhy Karyono.

Ditambahkannya, bahwa Lumajang dengan KUPS pisangnya, KUPS susu dan KUPS sapinya, memberikan kontribusi yang besar bagi penurunan kemiskinan, khususnya kemiskinan ekstrem di Jatim. Peran hutan sosial dalam menekan kemiskinan, bukalah harapan belaka.

Baca juga :

Advertisement

Data dari Integrated Area Development (IAD) Perhutanan Sosial menunjukkan, produksi susu sapi di Kecamatan Senduro dan Pasrujambe Lumajang, saat ini 2.988.000 liter pertahun, produksi susu kambing 836.000 liter pertahun, madu 600 liter pertahun, pisang 130 ton pertahun dan kopi 27 ton pertahun. Dengan adanya potensi tersebut, Pj Gubernur Jatim berharap masyarakat yang tinggal atau tergabung dalam KUPS dapat membantu pemerintah dalam menekan kemiskinan ekstrem di Jatim.

“Insyaallah masyarakat kehutanan sosial yang tadi bisa memproduksi susu, pisang dan sebagainya, mampu memperoleh penghasilan yang cukup sehingga garis kemiskinan dapat terhindar,” tambahnya.

Pj Gubernur Jatim menambahkan, bahwa saat ini kemiskinan di Jatim berada diangka 9,79 persen dan kemiskinan ekstrem sebesar 0,66 persen pada tahun 2024. Melihat angka yang terus menerus berkurang, dengan adanya hutan sosial diharapkan kemiskinan ekstrem di Jatim dapat terus mengalami penurunan.

“Dari tahun 2020, kemiskinan ekstrem kita di angka 4,4 persen. Dan sekarang posisinya 0,66 persen. Itu di bawah kemiskinan ekstrem nasional yang 0,83 persen,” paparnya. (kom/adi/gie)

Advertisement
Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Trending

Lewat ke baris perkakas