Pemerintahan

Pemkab Lumajang Rencanakan Normalisasi DAS Teraliri Lahar Dingin

Diterbitkan

-

Pemkab Lumajang meninjau DAS yang dialiri lahar dingin Semeru di Dusun Bondeli, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro.
Pemkab Lumajang meninjau DAS yang dialiri lahar dingin Semeru di Dusun Bondeli, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro.

Memontum Lumajang – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang, berencana menormalisasi Daerah Aliran Sungai (DAS) yang dialiri lahar dingin Gunung Semeru. Langkah itu, salah satunya untuk mengantisipasi jebolnya Tanggul Bondeli.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Lumajang, Agus Triyono, mengatakan bahwa dampak yang diakibatkan dari lahar dingin yang berpusat di Curah Koboan tersebut, mengakibatkan tanggul DAS terkikis sepanjang 15 meter.

“Jadi, tanggul yang terkikis lahar dingin menurut pangamatan kami sekitar panjang 15 meter. Untuk perlu dilakukan upaya agar tidak jebol,” kata Sekda saat meninjau DAS yang dialiri lahar dingin Semeru di Dusun Bondeli, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Jumat (4/12).

Selain itu, tambah Sekda Kabupaten Lumajang, bahwa pihaknya akan segera berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (DPUSDA) Provinsi Jawa Timur. Tujuannya, untuk melakukan langkah-langkah penanganan darurat dengan menormalisasikan aliran sungai.

Advertisement

Upaya tersebut dilakukan, untuk memastikan persekitaran pemukiman penduduk di Dusun Bondeli, tetap aman. Karena, beberapa penyebab terkikisnya tanggul, salah satunya diperkirakan aliran arus sungai yang masih belum rata, akibat proses pengambilan pasir yang dilakukan oleh penambang terlalu menepi.

“Menurut kami, berubahnya aliran sungai yang seharusnya mengalir keseluruh permukaan, hanya mengalir di pinggiran,” terangnya.

Karenanya, Agus Triyono mengimbau kepada penambang, agar proses pengambilan pasir atau batu tidak terlalu menepi.
Sehingga, apabila terjadi lahar dingin, tidak berpotensi mengakibatkan tanggul jebol. Apalagi, material di Curah Koboan sampai saat ini masih menumpuk.

“Saya berharap, seluruh penambang yang berada di DAS Rejali, Curah Koboan dan Bades, agar sewaktu proses pengambilan pasir atau batunya, dapat memperhatikan tanggul sungai di kanan kirinya,” ujarnya.

Advertisement

Dengan sejumlah langkah tersebut, nantinya dapat mengurangi resiko yang berdampak terhadap pemukiman penduduk setempat. (kom-lmj/sit)

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Trending

Lewat ke baris perkakas