Hukum & Kriminal

Proyek Drainase Tanpa Papan Nama di Pasar Klakah Disoal

Diterbitkan

-

Proyek Drainase Tanpa Papan Nama di Pasar Klakah Disoal

Memontum Lumajang – Pengerjaan proyek saluran air (drainase) di seputaran pasar Klakah, menuai persoalan. Selain menimbulkan kerusakan, proyek tersebut tanpa papan nama, sehingga masyarakat tidak mengetahui berapa nilai anggaran serta volume jangka waktu pekerjaannya.

Herman, salah seorang warga klakah mengatakan pada wartawan memontum.com selasa (1/10/2019) bahwa berdasarkan laporan yang dikeluhkan oleh sejumlah masyarakat melalui pemberitaan dimedia massa, pengerjaan pembangunan proyek irigasi mempertanyakan soal papan plang proyek.

“Apakah pembangunan proyek tersebut dananya bersumber dari APBN, APBD, Provinsi atau APBD Kabupaten Kan semuanya menggunakan keuangan negara, jadi wajarkan kalau masyarakat ingin tau”, kata Herman.

Menurutnya Kewajiban memasang plang papan nama tersebut tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 54 Tahun 2010 dan Perpres Nomor 70 Tahun 2012. Selain itu ada Permen PU No.12 Tahun 2014 tentang pembangunan drainase, infrastruktur, jalan dan proyek irigasi. Regulasi ini mengatur setiap pekerjaan bangunan fisik yang dibiayai negara wajib memasang papan nama proyek.

Advertisement

Dijelaskannya, pentingnya informasi Papan nama tersebut, di antaranya memuat jenis kegiatan, lokasi proyek, nomor kontrak, waktu pelaksanaan proyek dan nilai kontrak serta jangka waktu atau lama pengerjaan proyek.

“Dengan adanya plang papan nama proyek itu, masyarakat dapat mengawasi secara langsung pengerjaan proyek yang ada di daerahnya, pemasangan papan nama itu adalah bentuk trasparansi, kalau tidak ada seperti ini berarti proyek siluman ya kan”, tandas Herman

Selain itu, warga yang lain yang merupakan karyawan PDAM menyampaikan, pekerjaan di Jalan Gunung Ringgit tepat didepan bekas kantor pegadaian, penggarapan proyek tersebut menyebabkan rusaknya pipa saluran air PDAM yang menuju ke rumuh – rumah warga (terputus).

“Ini rusak kena bego (alat berat saat penggalian). Ya kita harus membenahi secapat mungkin, karena ini salurannya menuju ke rumah – rumah warga,” kata pekerja PDAM yang saat itu tengah sibuk menyambung pipa yang sempat putus, namun enggan menyebutkan namanya

Advertisement

Diduga pihak pelaksana proyek kurang berkoordinasi dengan pihak – pihak terkait. Akibatnya, sejumlah rumah warga di Dusun Wakaf dan Belakang Gaden, sempat kesulitan air bersih.

Warga juga berharap agar proyek ini untuk dipercepat, karena menurutnya lokasi pelaksanaannya di lokasi muara perekonomian warga.

“Ada lagi, selain jalan tidak begitu terang, perbanyaklah rambu peringatan atau batasan pinggir. Karena kalau malam, jurang galian saya rasa membahayakan,” ujar warga lainnya.

Sementara pihak pelaksana proyek hingga saat ini, masih belum bisa dimintai klarifikasi atas keluhan dan hal yang terjadi. (adi/yan)

Advertisement

 

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Trending

Lewat ke baris perkakas