Lumajang
Pembangunan Pasar Baru Lumajang Terancam Mangkrak, Pedagang Enggan Pindah Meski Rehabilitasi Habiskan Rp 863 Juta
Memontum Lumajang – Pekerjaan rehabilitasi Pasar Baru Lumajang yang menghabiskan anggaran senilai Rp 863,365 juta dari APBD Tahun 2022, terancam mangkrak. Itu karena, meski pelaksanaan sudah rampung, namun pedagang tidak mau pindah ke tempat yang baru. Dengan alasan, pembangunan dianggap pedagang tidak sesuai.
Saat hendak dibangun, pengakuan para pedagang yang sudah bertahun-tahun berjualan, mereka terpaksa harus pindah ke tempat penampungan sementara, meski sebelumnya tidak ada sosialisasi terlebih dahulu. Hal ini, sebagaimana disampaikan salah satu pedagang sembako, Hj Daniyah, yang mengatakan bahwa pembangunan pasar baru terkesan dipaksakan. Sementara, para pedagang tidak diajak berbicara terlebih dahulu, sehingga hasil pembangunan tidak sesuai harapan para pedagang.
“Itu terlalu sempit, pak. Sehingga, kita tidak bisa pindah ke sana (Tempat yang baru dibangun, red). Karena, lokasinya tidak muat menampung dagangan kami,” ujarnya, Selasa (07/02/2023) tadi.
Baca juga:
- Kampanye Akbar Bunda Indah – Mas Yudha di Stadion Semeru Lumajang Jadi Lautan Manusia
- Sapa Pecinta Sound Horeg Lumajang, Bunda Indah Terima Dukungan dan Sampaikan Komitmen Akselerasi
- Museum Daerah Lumajang Ambil Bagian di Pameran Temporer Koleksi Museum 2024
- Peringatan Jalan Sehat HUT Korpri, Plt Bupati Lumajang Ingatkan Semangat Kerja dan Kekompakan ASN
- Datangi Lokasi Banjir Dusun Banter, Cawabup Mas Yudha Disebut Tanggap dan Peduli Warga
Ditambahkannya, bahkan saat itu, tidak ada sosialisasi terlebih dahulu. Meskipun saat itu, ada petugas dari dinas waktu akan dibangun dan hanya menyampaikan rencana relokasi.
“Waktu itu hanya menyampaikan hari Minggu harus bersih alias pindah. Hanya begitu aja. Kalau tidak bersih, nanti di bego (alat berat, red). Jadi, hanya peringatan saja yang disampaikan dan tidak ada sosialisasi atau nggak ada kumpulan terlebih dahulu,” terangnya.
Keterangan tidak jauh berbeda, juga disampaikan pedagang lain, yaitu Jamak. Perempuan ini juga menyampaikan, tidak ada sosialisasi. Termasuk, bagaimana bangunan nantinya. “Ndak sesuai mas, sebelumnya kita juga tidak dimintai pendapat. Bahkan, tidak dikumpulkan terlebih dahulu. Tiba-tiba disuruh pindah lalu dibangun begitu saja dan hasilnya malah seperti ini” ujarnya.
Plt Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perindustrian dan Perdagangan (Diskop UMKM) Kabupaten Lumajang, Muhammad Ridha, ketika dikonfirmasi Memontum.com melalui sambungan WhatsApp mengatakan jika pihaknya sedang menyiapkan data-data terkait hal tersebut. “Teman2 bidang Sarpras sedang menyiapkan data2 terkait tsb, mas,” tulisnya dalam pesan singkat. (adi/sit)
- Lumajang1 minggu
Sound Horeg bersama Denny Caknan Bakal Meriahkan Kampanye Akbar Paslon Bunda Indah – Mas Yudha
- Lumajang4 minggu
Ini Alasan Kenapa Kalangan Milenial Harus Pilih Bunda Indah dan Mas Yudha di Pilkada Lumajang
- Lumajang3 minggu
Diduga Lakukan Pelanggaran, Cabup Petahana-Thoriqul Haq Dilaporkan ke Bawaslu Lumajang
- Lumajang4 minggu
Pj Bupati Lumajang Ajak Calon Guru Penggerak Berinovasi sebagai Pelopor Pembelajaran
- Lumajang4 minggu
Datangi Peserta SKD Bagi CPNS, Pj Bupati Lumajang Beri Motivasi dan Semangat
- Lumajang3 minggu
Beralaskan Tikar, Bunda Indah Gelar Ngopi Bareng bersama Relawan
- Lumajang4 minggu
Tinjau Longsor di Jalan Desa Pundungsari, Pj Bupati Lumajang Minta Perbaikan Disegerakan
- Lumajang4 minggu
Pemkab Lumajang Minta Masyarakat Teliti dalam Penerimaan dan Penyebarluasan Informasi Pilkada